Jumat, 04 Desember 2015

Teens Corner "Cerpen Galau"

KETIKA JARAK MEMBUAT SEMUA INI NYATA

“Aku mencintaimu sejak awal masuk sekolah, kamu mau jadi pacar aku?” kegugupan menjalar cepat di seluruh tubuh lelaki itu. membuatnya sempat mengeluarkan keringat di keningnya. Tangannya yang tak berhenti menggenggam erat tali tas yang menggantung di pundaknya sangat menggambarkan ini seperti pertama kalinya ia menyatakan cinta kepada seorang wanita.
 “Iya aku mau,” balas Tania pelan dan malu-malu.
***
Enam tahun lalu menunjukkan betapa besarnya cinta yang  mereka jalani dengan waktu yang terasa berjalan lambat. Banyak permasalah yang sering terjadi di atas hubungan itu dan tak luput juga dari kenangan manis yang seiring terus tercipta di antara mereka.
Namun semua itu kini berbeda kisah. Jalan Tania untuk melanjutkan kuliah S2-nya di Paris, perancis terbuka lebar. Membuatnya bisa merangkai cita-citanya yang sudah ia rencanakan sejak jauh-jauh hari. Berkuliah di Perancis dan menjadi dosen di Indonesia. Semua sudah terancang sempurna dalam sebuah rencana.
“Nggak terasa kamu besok mau wisuda, ya.” Lelaki itu menciptakan pandangan kosong dan mengawang-ngawang di langit biru cerah. Mengingat bahwa itu merupakan sebuah tanda bahwa akan ada jarak yang lebih luas lagi yang tercipta di antara mereka.
“Iya. Nggak terasa juga lusa kita sudah enam tahun bersama,” balas Tania tanpa menatap ke arah Abi yang sedang sibuk dengan fikirannya. “Semua itu indah, dan nggak mungkin terlupakan,” lanjutnya lirih.
“Jakarta dengan Paris pasti bisa kita lalui seiring berjalannya waktu. Aku janji akan menunggu kamu disini sampai saat itu tiba,”
“Sampai saat aku kembali lagi kesini?”
 “Iya, sampai saat itu tiba dan kita akan kembali bersatu dalam satu ikatan,” ucap Abi meyakini Tania. “Aku janji.”
***
Panasnya Jakarta seperti tak berkurang walalupun sudah lama tak dirasakan. Kini ia pulang dengan membawa tittle baru di belakang namanya. Membuatnya semakin mantap untuk mengbdikan diri dalam bidang pendidikan di dalam negeri.
Dilihatnya ayah dan ibu yang sudah menunggu di ruang tunggu kedatangan pesawat. Hanya ayah dan ibu, tidak bersama lelaki yang sempat mengucapkan janji kepadanya sembilan tahun lalu.
Hubungganya kandas ditengah jalan ketika ia sedang menjalankan studi di Paris. Meneria alasan bahwa jaraklah yang membuat semua perasaan tujuh tahun sebelumnya kini terasa hambar dan tak bisa lagi untuk dipertahankan. Dirinya yang tidak bisa memaksakan untuk tetap mempertahankan hubungan itu, membuanya menerima Abi memutuskan hubungan panjang itu sebelah pihak.
Entah darimana ternyata Abi mengetahui kedatangan Tania kembali ke Indonesia. Membuatnya kembali menghubungi Tania yang sekarang sedang disibukan oleh kesibukan baru bersama keluarganya. Mempersiapkan ini dan itu untuk acara yang akan di selenggarakan satu minggu lagi.
“Minggu besok aku akan tunangan. Aku dijodohin sama orangtuaku sejak ia tahu bahwa hubungan kita sudah berakhir.”
“Sesungguhya aku masih sangat sayang kamu, Tania. Dan aku ingin kita kembali seperti dulu.”
“nggak akan bisa, Abi. Status kita sudah tidak saling terikat. Sekarang yang mengikatmu adalah cincin itu. Kamu nggak bisa melepaskan ikatan itu dengan mudah semudah kamu memutuskan ikatan kita dulu. Sekarang kita jalani hubungan kita masing-masing dengan pasangan masing-masing juga. Aku yakin kita pasti akan bahagia dijalur sebenarnya.”

Rasanya hati itu seperti tergores oleh belati yang sudah lama tersimpan rapi. Semua perasaan dan kenangan indah menjalin hubungan selama 6 tahun terasa hambar setelah setahun tak bertemu. Dan perasaan hambar itu tak bisa lagi berubah menjadi perasaan penuh rasa kembali. Walalupun sampai saat ini Tani masih menyimpan sedikit perasaan indah itu di dalam kotak kecil di hatinya. Dan ia akan merubah perasaan itu untuk lelaki calon tunangannya yang akan memberikan sejuta kisah indah yang baru.
END

Cerpen dari Diah Ayu Anjarwati "Ciaoanjar"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"kata-katamu menunjukkan siapa dirimu"