KETIKA JARAK MEMBUAT SEMUA INI NYATA
“Aku mencintaimu sejak
awal masuk sekolah, kamu mau jadi pacar aku?” kegugupan menjalar cepat di
seluruh tubuh lelaki itu. membuatnya sempat mengeluarkan keringat di keningnya.
Tangannya yang tak berhenti menggenggam erat tali tas yang menggantung di
pundaknya sangat menggambarkan ini seperti pertama kalinya ia menyatakan cinta
kepada seorang wanita.
“Iya aku mau,” balas Tania pelan dan malu-malu.
***
Enam tahun lalu
menunjukkan betapa besarnya cinta yang
mereka jalani dengan waktu yang terasa berjalan lambat. Banyak
permasalah yang sering terjadi di atas hubungan itu dan tak luput juga dari
kenangan manis yang seiring terus tercipta di antara mereka.
Namun
semua itu kini berbeda kisah. Jalan Tania untuk melanjutkan kuliah S2-nya di
Paris, perancis terbuka lebar. Membuatnya bisa merangkai cita-citanya yang
sudah ia rencanakan sejak jauh-jauh hari. Berkuliah di Perancis dan menjadi
dosen di Indonesia. Semua sudah terancang sempurna dalam sebuah rencana.
“Nggak
terasa kamu besok mau wisuda, ya.” Lelaki itu menciptakan pandangan kosong dan
mengawang-ngawang di langit biru cerah. Mengingat bahwa itu merupakan sebuah
tanda bahwa akan ada jarak yang lebih luas lagi yang tercipta di antara mereka.
“Iya.
Nggak terasa juga lusa kita sudah enam tahun bersama,” balas Tania tanpa
menatap ke arah Abi yang sedang sibuk dengan fikirannya. “Semua itu indah, dan
nggak mungkin terlupakan,” lanjutnya lirih.
“Jakarta
dengan Paris pasti bisa kita lalui seiring berjalannya waktu. Aku janji akan
menunggu kamu disini sampai saat itu tiba,”
“Sampai
saat aku kembali lagi kesini?”
“Iya, sampai saat itu tiba dan kita akan
kembali bersatu dalam satu ikatan,” ucap Abi meyakini Tania. “Aku janji.”
***
Panasnya
Jakarta seperti tak berkurang walalupun sudah lama tak dirasakan. Kini ia pulang
dengan membawa tittle baru di
belakang namanya. Membuatnya semakin mantap untuk mengbdikan diri dalam bidang
pendidikan di dalam negeri.
Dilihatnya
ayah dan ibu yang sudah menunggu di ruang tunggu kedatangan pesawat. Hanya ayah
dan ibu, tidak bersama lelaki yang sempat mengucapkan janji kepadanya sembilan
tahun lalu.
Hubungganya
kandas ditengah jalan ketika ia sedang menjalankan studi di Paris. Meneria alasan
bahwa jaraklah yang membuat semua perasaan tujuh tahun sebelumnya kini terasa
hambar dan tak bisa lagi untuk dipertahankan. Dirinya yang tidak bisa
memaksakan untuk tetap mempertahankan hubungan itu, membuanya menerima Abi
memutuskan hubungan panjang itu sebelah pihak.
Entah
darimana ternyata Abi mengetahui kedatangan Tania kembali ke Indonesia.
Membuatnya kembali menghubungi Tania yang sekarang sedang disibukan oleh
kesibukan baru bersama keluarganya. Mempersiapkan ini dan itu untuk acara yang
akan di selenggarakan satu minggu lagi.
“Minggu
besok aku akan tunangan. Aku dijodohin sama orangtuaku sejak ia tahu bahwa
hubungan kita sudah berakhir.”
“Sesungguhya
aku masih sangat sayang kamu, Tania. Dan aku ingin kita kembali seperti dulu.”
“nggak
akan bisa, Abi. Status kita sudah tidak saling terikat. Sekarang yang
mengikatmu adalah cincin itu. Kamu nggak bisa melepaskan ikatan itu dengan
mudah semudah kamu memutuskan ikatan kita dulu. Sekarang kita jalani hubungan
kita masing-masing dengan pasangan masing-masing juga. Aku yakin kita pasti akan
bahagia dijalur sebenarnya.”
Rasanya
hati itu seperti tergores oleh belati yang sudah lama tersimpan rapi. Semua
perasaan dan kenangan indah menjalin hubungan selama 6 tahun terasa hambar
setelah setahun tak bertemu. Dan perasaan hambar itu tak bisa lagi berubah
menjadi perasaan penuh rasa kembali. Walalupun sampai saat ini Tani masih
menyimpan sedikit perasaan indah itu di dalam kotak kecil di hatinya. Dan ia
akan merubah perasaan itu untuk lelaki calon tunangannya yang akan memberikan
sejuta kisah indah yang baru.
END
Cerpen dari Diah Ayu Anjarwati "Ciaoanjar"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"kata-katamu menunjukkan siapa dirimu"